top of page
Search

STEROID: Socialization for Increasing Awareness of Stunting in Children

  • Writer: mohammadfarrelrazi
    mohammadfarrelrazi
  • Jun 12, 2022
  • 3 min read

Updated: Jun 16, 2022

KELOMPOK 2





Tahukah kalian bahwa tingkat prevalensi stunting di Indonesia menunjukkan angka yang tinggi? Nah, berdasarkan data dari Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (KEMENKO PMK RI)

Survei Status Gizi Balita Indonesia (SGBI) tahun 2021 menunjukkan bahwa prevalensi stunting berada pada angka 24,4 persen atau 5,33 juta balita.

Angka tersebut tentu bukanlah angka yang sedikit walaupun telah mengalami penurunan yang tidak signifikan dari tahun sebelumnya, yaitu sebesar 1,6 persen seperti yang dikutip dari laman Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Oleh karena itu, kita sebagai mahasiswa perlu turut serta dalam upaya penyelesaian masalah yang dialami oleh masyarakat.

Apa Upaya kita?


Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan sosialisasi kepada anak-anak mengenai pentingnya asupan gizi yang cukup. Sasaran pengimplementasian project sosialisasi ini adalah TK Diponegoro, Kecamatan Tambaksari, Kota Surabaya karena lokasi ini terletak di antara masyarakat yang memiliki tingkat ekonomi menengah kebawah. Di lain sisi, Kecamatan Tambaksari juga merupakan salah satu kecamatan dengan tingkat prevalensi stunting yang tinggi. Program ini diharapkan mampu menyelesaikan dan menurunkan masalah stunting di Kecamatan Tambaksari sehingga dapat meningkatkan kesadaran anak terhadap asupan gizi yang baik. Selain itu, kurangnya wawasan anak-anak terkait bahaya dan pencegahan stunting juga menjadi fokus utama pada kegiatan sosialisasi ini. Harapannya, anakanak di daerah sasaran dapat mengerti dan paham terkait pentingnya asupan gizi yang baik.


Kegiatan pengabdian masyarakat di TK Diponegoro tersebut kami implementasikan pada tanggal 10 Juni 2022 mulai pukul 07.30-09.00 WIB. Sosialisasi kegiatan dilakukan secara luring dengan mematuhi protokol kesehatan dari pemerintah. Kegiatan tersebut dihadiri oleh 22 orang anak dengan usia sekitar 4-5 tahun tanpa didampingi orang tua. Hal ini dikarenakan mereka diajari untuk dapat berani dan mandiri di sekolah. Selain itu, di TK Diponegoro terdapat 4 orang tenaga pendidik yang aktif dalam mengajar anak-anak.

Bagaimana Kegiatan itu berlangsung?


Pelaksanaan kegiatan sosialisasi diawali dengan pembukaan dan dilanjutkan dengan penyampaian materi. Materi pembelajaran tersebut mencakup pengertian stunting, penyebab utama stunting, bahaya stunting, ciri-ciri penderita stunting, dan tips agar tidak stunting. Tips tersebut berupa pemenuhan asupan gizi yang cukup dan pola hidup yang sehat. Dalam hal ini, kami menerapkan metode pembelajaran interaktif serta menampilkan materi dalam bentuk gambar/animasi. Tujuannya, peserta didik di TK Diponegoro dapat tertarik dengan materi yang disampaikan. Selain itu, kami juga menerapkan beberapa praktik secara langsung (seperti cara mencuci tangan dengan bersih) agar mereka dapat lebih mudah memahami dan mengimplementasikannya ke dalam kehidupan sehari-hari terkait dengan materi yang telah disampaikan.


Setelah sesi penyampaian materi dan praktik secara langsung terlaksana, kami mengadakan sesi games untuk membangkitkan semangat peserta didik di TK Diponegoro. Selanjutnya, kami mengadakan sesi kuis. Sesi ini bertujuan untuk mengukur kemampuan peserta didik di TK Diponegoro dalam memahami dan mengimplementasikannya di kehidupan sehari-hari terkait dengan asupan gizi yang cukup serta pola hidup yang sehat sebagai upaya mencegah terjadinya stunting. Sebagai penghargaannya, kami memberikan hadiah kepada peserta didik yang berani mengutarakan jawabannya di depan kelas.


Di akhir sesi, kami membagikan bingkisan kepada seluruh peserta didik. Bingkisan tersebut berisi dengan beberapa asupan bernutrisi sesuai dengan tema project sosialisasi yang kami implementasikan. Selanjutnya, kami juga melakukan sesi awarding dengan memberikan alat penimbang berat badan digital kepada TK Diponegoro sebagai tanda terima kasih kami kepada pihak sekolah karena telah bersedia untuk bekerja sama dan membantu menyukseskan project kami. Setelah itu, kami melakukan sesi dokumentasi bersama guru dan anak-anak di TK Diponegoro dan dilanjut dengan berpamitan dengan seluruh pihak Diponegoro. Dengan adanya kegiatan ini, kami dapat membagikan berbagai ilmu yang bermanfaat kepada pihak sasaran dan mendapatkan pengalaman baru yang berharga dari civitas akademik TK Diponegoro.












 
 
 

Comments


PENGANTAR KOLABORASI DAN KEILMUAN 3.20

bottom of page