“STUPLAY: Metode Bermain dan Belajar dalam Melatih Kemampuan Berkomunikasi terhadap Anak Usia Dini”

KELOMPOK 1

Era Revolusi Industri 4.0 membuat peran manusia berkurang secara fisik dalam berbagai aktivitas sehari-hari akibat pergantian tenaga manusia yang digantikan oleh teknologi. Hal ini membuat interaksi antar manusia satu dengan manusia lainnya menjadi berkurang. Kemudian, ditemukan hasil presentasi yang cukup tinggi sekitar 15,8% dari 311 masyarakat Indonesia mengalami self-report Social Anxiety Disorder. Kasus kecemasan sosial yang terjadi banyak ditemukan pada wanita baik dewasa maupun anakanak, serta orang yang memiliki kondisi sosial-ekonomi lebih rendah. Oleh karena itu, keterampilan komunikasi harus dilatih sejak dini.

“Kasus kecemasan sosial yang terjadi banyak ditemukan pada wanita baik dewasa maupun anakanak, serta orang yang memiliki kondisi sosial-ekonomi lebih rendah. Oleh karena itu, keterampilan komunikasi harus dilatih sejak dini.”

STUPLAY

Oleh karena itu, kami berinisiatif untuk memberikan sebuah gerakan berupa edukasi mengenai cara berkomunikasi kepada anak usia dini yang diberi nama STUPLAY (Study with Play). Kegiatan ini kami lakukan karena mengingat kemampuan berkomunikasi yang baik sangatlah penting untuk menghadapi masa kini dan yang akan datang. Selain itu, pada tahun 2030, Indonesia kemungkinan besar akan mengalami puncak bonus demografi yang mana jumlah usia produktif akan lebih dominan dibanding dengan usia nonproduktif. Keadaan ini tentunya harus kita hadapi dengan mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul, salah satunya dengan melatih kemampuan komunikasi sejak dini agar generasi penerus bangsa dapat memiliki jiwa pemimpin dengan adanya kemampuan komunikasi yang sudah dilatih sejak dini.

Kegiatan STUPLAY dilakukan selama 2 hari, yakni pada tanggal 9-10 Juni 2022. Kegiatan ini diselenggarakan setiap sesinya sekitar 2 jam pada peserta didik TK IT Noer Hidjaijjah usia 4-6 tahun dengan jumlah peserta didik 30 siswa/I berjalan dengan baik. Pada hari pertama, kegiatan yang dilakukan adalah melakukan perkenalan diri kepada peserta didik dan memberikan materi pertama yaitu menonton film kartun islami “Nusa dan Rara” yang menampilkan mengenai perilaku “Maaf” dan “Terima kasih” serta pengajaran lagu yang telah kami buat untuk mempermudah peserta didik dalam mengingat. Hasil pada kegiatan hari pertama peserta didik mampu menyanyikan dan menghafal dengan mudah materi yang disampaikan, peserta didik juga mampu mengidentifikasi interaksi sosial dan komunikasi yang diajarkan. Pada hari kedua, kami memberikan materi pembelajaran mengenai “Empat Kata Ajaib” yang meliputi; terima kasih, tolong, maaf, dan permisi. Materi tersebut masih sama dengan hari pertama, tetapi dalam pembelajaran yang lebih kompleks. Peserta didik juga diminta untuk menceritakan gambar yang telah kami sediakan sebagai bahan ajar di depan teman-temannya sebagai implementasi pengajaran berkomunikasi dengan baik.

Hasil evaluasi setelah pelaksanaan kegiatan ini adalah peserta didik mengingat dan memahami empat kata ajaib yang telah diajarkan. Misalnya, ketika setelah mendapatkan bingkisan dari kami, mereka mengucapkan terima kasih. Kemudian, ketika berbuat salah, mereka mengatakan maaf, ketika membutuhkan bantuan meminta tolong, dan ketika mereka melewati orang yang lebih tua mengatakan permisi. Di akhir sesi, kami melakukan sesi awarding dengan memberikan merchandise kepada TK IT Noer Hidjaijjah sebagai tanda terima kasih kami kepada pihak sekolah karena telah bersedia untuk bekerja sama dan membantu menyukseskan project based learning kami. Kemudian, kami melakukan sesi dokumentasi bersama guru dan murid TK IT Noer Hidjaijjah. Setelah melakukan dokumentasi, kami berpamitan dengan guruguru dan juga diberikan sedikit nasihat serta masukan mengenai proses pengajaran terhadap murid TK. Dengan adanya kegiatan ini, kami tidak hanya memberikan pengajaran saja, tetapi kami juga mendapatkan banyak sekali pengalaman dan pembelajaran baru dari para civitas akademik TK IT Noer Hidjaijjah